Doktrin Sesat Takfiri
Bismillah
Sekali lagi kita tegaskan bahwa teroris bukan dari ajaran agama manapun, namun hampir semua agama yang ada atau isme faham agama tertentu dipakai oleh para teroris untuk mencapai maksudnya, kususnya di negri kita yang mayoritas beragama Islam maka kasus-kasus yang ada telah kita lihat pada bab-bab di atas kebanyakan yang mengatas namakan Islam. Oleh sebab itu beberapa contoh perekrutan dari kelompok-kelompok ini memakai istilah-istilah yang ada dalam agama Islam antara lain
- Hijrah
- Bai’at
- Jihad
- Daulah atau Khilafah.
1. HIJRAH
A. Pengertian hijrah yang benar menurut syaiat
Sebagaimana di dalam Risalah Tabukiyah, Imam Ibnul Qayyim membagi hijrah menjadi 2 macam :
Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan Rasul-Nya. Hijrah ini hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap orang di setiap waktu.
Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari negeri kafir menuju negeri Islam. Diantara kedua macam hijrah ini hijrah dengan hati kepada Allah dan Rasul-Nya adalah yang paling pokok.
Hijrah Dengan Hati Kepada Allah
Allah berfirman, “Maka segeralah (berlari) kembali mentaati Allah.” (Adz Dzariyaat: 50)
Inti hijrah kepada Allah ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Allah menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Allah menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Allah menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Allah menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Allah menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Allah menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Allah, “Maka segeralah kembali pada Allah.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illallah.
Hijrah Dengan Hati Kepada Rasulullah
Allah berfirman, “Maka demi Rabbmu (pada hakikatnya) mereka tidak beriman hingga mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisaa’: 65)
Hijrah ini sangat berat. Orang yang menitinya dianggap orang yang asing diantara manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. Dia meninggalkan seluruh pendapat manusia dan menjadikan Rasululloh sebagai hakim di dalam segala perkara yang diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Muhammad Rasulullah.
Pilihan Allah dan Rasul-Nya itulah satu-satunya pilihan
Allah berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36)
Dengan demikian seorang muslim yang menginginkan kecintaan Allah dan Rasul-Nya tidak ragu-ragu bahkan merasa mantap meninggalkan segala perkara yang melalaikan dirinya dari mengingat Allah. Dia rela meninggalkan pendapat kebanyakan manusia yang menyelisihi ketetapan Allah dan Rasul-Nya walaupun harus dikucilkan manusia.
Seorang ulama’ salaf berkata, “Ikutilah jalan-jalan petunjuk dan janganlah sedih karena sedikitnya pengikutnya. Dan jauhilah jalan-jalan kesesatan dan janganlah gentar karena banyaknya orang-orang binasa (yang mengikuti mereka). (Disadur dari majalah As Sunnah edisi 11/VI/1423 H)
B. Hijrah Menurut Kefahaman Teroris
Para teroris mengkafirkan negara-negara yang ada, kemudian mereka menyatakan mempunyai Negara walaupun hanya khayalan. Diantara Negara yang dikafirkan adalah Saudi Arabiyah, sebagaimana tulisan salah satu tokoh mereka Abu Muhammad Al-Maqdisi di dalam bukunya yang berjudul Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah Su’udiyyah Edisi Indonesia : Saudi di Mata Seorang Al-Qaidah. Kalau Saudi Arabiyah kafir maka menurut mereka Indonesia dan negara-negara lainnya lebih kafir lagi, Oleh sebab itu makna hijrah bagi mereka adalah meninggalkan Negara Saudi dan hijrah ke al Qaedah, atau hijrah ke ISIS, meninggalkan NKRI dan hijrah ke NII, JI, atau ISIS.
HALAMAN BERIKUTNYA…
🔍 Adab Bangun Tidur, Kewajiban Ayah Terhadap Anak Setelah Bercerai, Cara Mengucapkan Ijab Kabul Yang Benar, Surat Pengalihan Wali Nikah, Roh Manusia Sebelum Lahir, Ciri Suami Sholeh